Minggu, 01 April 2012

Untukmu Hujan

Tersipu aku melihat rinai hujan yg turun tadi pagi
Butiran lembutnya tak henti-henti mengetuk atap yg ku singgahi


Tangan ini tertadah
Menampung dalam genggaman dg harapan ia dapat ku teguk

Namun semakin aku berusaha
Ia semakin menghilang menyisir bumi

Semakin ia ingin ku rengguh
Ia tak pernah dapat puaskan dahaga ku

Kini ia berhenti
Tanpa pelangi atau pun senyum indah sang mentari

Yg tersisa kini hanya awan mendung
Terdiam dalam kelam ia isyaratkan bahwa dirinya masih di sana menunggu detik tuk kembali mengguyur

Tapi tidak dg ku
Tak ada alasan mengapa aku harus menanti sayatan petir yg mungkin akan hancurkan ku

Seperti itulah kasih mu
Seperti itulah buai mu

kau pasti mengerti
kau pasti pahami rajutan bait kata yg tersusun rapi & bisikan hati ku

Bukannya dikau tak ku sayangi
Tapi aku sudah terlalu jenuh menanti yg tak pasti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar