Cintaku,
Masih ingatkah kamu ketika kau berikan "diary" itu padaku ?
Saat itu, jarak kita terpisah jauh. & hubungan jarak jauh memang harus ada rasa saling percaya yg kuat di antara pasangan.
Aku pun selalu bilang padamu, bahwa aku percaya padamu.
Apa pun kata orang & penilaian orang tentang kamu, aku tak peduli karena aku lebih percaya kata-katamu.
Namun bagimu...
Tak cukup, jika aku sekedar percaya "buta" padamu.
Kamu ingin aku benar-benar percaya dg "mata kepala" ku sendiri.
Maka hari itu,
Tanpa pernah aku duga, & tanpa pernah aku meminta,
kamu berikan padaku password facebook & emailmu..
kamu bilang, aku harus lihat sendiri isi facebookmu,
dg siapa saja kamu berbicara di balik inboxmu,
& apa saja yg kamu bicarakan di sana,
pembicaraan yg orang luar tak pernah tahu.
Saat itu, aku mencoba kembali meyakinkanmu,
bahwa aku tidak perlu itu, karena ... AKU PERCAYA PADAMU!!
Namun,
kamu terus memaksaku
kamu bilang agar hatimu tenang,
& aku tidak sekedar percaya "buta" padamu,
karena bagaimana pun, kita menjalani hubungan jarak jauh,
hanya hal itu yang dapat kamu lakukan untuk meyakinkanku.
Aku kembali mengatakan padamu,
Namun
kamu terus memaksaku,
memohon agar aku membukanya & membuat hatimu lega
Cintaku...
Tahukah kamu, saat kamu berikan password facebook & emailmu,
itu seperti aku menerima sebuah buku "diary" dari kehidupanmu,
"Diary" yg selama ini kamu kunci rapat,
bahkan dari orang terdekat,
namun padaku,
kamu serahkan kunci itu...
Aku pun mulai membuka lembar demi lembar "diary" itu ..
Dari sudut sana, kamu dg serius memperhatikan roman wajahku..
Sesekali aku tertawa geli sendiri,
Kadang, tiba-tiba aku terdiam, serius membaca "diary"-mu,
Di saat lain, tiba-tiba aku mengernyitkan dahi,
& mungkin kamu pun sempat melihat roman wajahku yg tiba-tiba memerah,
Usai aku membaca "diary" itu,
kamu masih duduk di sudut sana dg menundukkan wajahmu,
seakan kamu tak berani menatap mataku.
Aku datang mendekatimu,
kusentuh dagumu dg lembut
kutengadahkan wajahmu agar dapat kumenatap matamu,
Kamu masih terdiam membisu,
aku menatap lekat matamu,
dan kulihat ada ketakutan terselip di mata indah itu,
kamu takut aku membencimu,
kamu takut aku marah padamu,
kamu takut kehilanganku
karena tahu siapa sesungguhnya kamu.
Kugenggam jemarimu dg lembut & hangat,
lalu kukatakan dg lembut namun tegas ...
Masih ingatkah kamu ketika kau berikan "diary" itu padaku ?
Saat itu, jarak kita terpisah jauh. & hubungan jarak jauh memang harus ada rasa saling percaya yg kuat di antara pasangan.
Aku pun selalu bilang padamu, bahwa aku percaya padamu.
Apa pun kata orang & penilaian orang tentang kamu, aku tak peduli karena aku lebih percaya kata-katamu.
Namun bagimu...
Tak cukup, jika aku sekedar percaya "buta" padamu.
Kamu ingin aku benar-benar percaya dg "mata kepala" ku sendiri.
Maka hari itu,
Tanpa pernah aku duga, & tanpa pernah aku meminta,
kamu berikan padaku password facebook & emailmu..
kamu bilang, aku harus lihat sendiri isi facebookmu,
dg siapa saja kamu berbicara di balik inboxmu,
& apa saja yg kamu bicarakan di sana,
pembicaraan yg orang luar tak pernah tahu.
Saat itu, aku mencoba kembali meyakinkanmu,
bahwa aku tidak perlu itu, karena ... AKU PERCAYA PADAMU!!
Namun,
kamu terus memaksaku
kamu bilang agar hatimu tenang,
& aku tidak sekedar percaya "buta" padamu,
karena bagaimana pun, kita menjalani hubungan jarak jauh,
hanya hal itu yang dapat kamu lakukan untuk meyakinkanku.
Aku kembali mengatakan padamu,
Tidak semua yg ingin kita ketahui itu baik.
Karena itu, terkadang aku sengaja tidak menanyakan lebih jauh tentang suatu hal, karena bisa jadi, mengetahui kebenarannya malah akan memberatkan hatiku.
Namun
kamu terus memaksaku,
memohon agar aku membukanya & membuat hatimu lega
Cintaku...
Tahukah kamu, saat kamu berikan password facebook & emailmu,
itu seperti aku menerima sebuah buku "diary" dari kehidupanmu,
"Diary" yg selama ini kamu kunci rapat,
bahkan dari orang terdekat,
namun padaku,
kamu serahkan kunci itu...
Aku pun mulai membuka lembar demi lembar "diary" itu ..
Dari sudut sana, kamu dg serius memperhatikan roman wajahku..
Sesekali aku tertawa geli sendiri,
Kadang, tiba-tiba aku terdiam, serius membaca "diary"-mu,
Di saat lain, tiba-tiba aku mengernyitkan dahi,
& mungkin kamu pun sempat melihat roman wajahku yg tiba-tiba memerah,
Usai aku membaca "diary" itu,
kamu masih duduk di sudut sana dg menundukkan wajahmu,
seakan kamu tak berani menatap mataku.
Aku datang mendekatimu,
kusentuh dagumu dg lembut
kutengadahkan wajahmu agar dapat kumenatap matamu,
Kamu masih terdiam membisu,
aku menatap lekat matamu,
dan kulihat ada ketakutan terselip di mata indah itu,
kamu takut aku membencimu,
kamu takut aku marah padamu,
kamu takut kehilanganku
karena tahu siapa sesungguhnya kamu.
Kugenggam jemarimu dg lembut & hangat,
lalu kukatakan dg lembut namun tegas ...
Sayang ...
Terima kasih ya sudah menyerahkan kunci "Diary"-mu padaku,
Terima kasih karena kamu begitu percaya padaku,
& membiarkanku masuk begitu jauh dalam tiap jengkal masa lalumu..
Sayang ...
Apapun yg terjadi pada masa lalumu,
itu sudah tertulis & tak kan mungkin terhapuskan.
Memang, aku melihat banyak warna di sana,
warna putih yg mengagumkanku,
warna merah yg menggemuruhkan dadaku,
warna biru yg syahdu & mengharukanku,
warna kelabu yg menggelantungkan mendung di kalbu,
warna kuning yg menceriakan batinku,
Namun Sayang ...
Kala aku selesai membaca semua itu,
kututup "Diary" ini, & kusimpan dalam sebuah kotak tersendiri.
Itu adalah "Diary" masa lalumu,
Saat ini ...
Kau akan segera menjadi Istriku, sayang..
Kamu akan menjalani hidup baru bersamaku,
maka inilah "Diary" baru kita sayang ...
Mari kita isi lembar demi lembar "Diary" ini
dg meminjam warna pelangi
agar kelak putra-putri kita
dapat belajar indahnya hidup & cinta
dari "Diary" kita ini sayang...
Sayang ...
Aku mencintaimu, utuh.
Dg segenap masa lalumu,
& akan kubahagiakan sisa usiamu.
Terima kasih sayang,
Aku suka caramu meyakinkanku,
Aku suka caramu mencintaiku,
Aku tahu ...
Kamu benar-benar mencintaiku,
& aku tak ragu sedikitpun tentang itu.,
karena aku juga ... sangat mencintaimu, Mutiara-ku !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar