Minggu, 14 Oktober 2012

Serpihan Cerita

Senja Q tak lagi indah.
Lusuh bersama kemarau yg tak sudah.
Bagaimana akan Q lukiskan tawa Q.
Sementara bibir ini terkunci & mati.
Hanya camar menggeliat di ujung langit senja Q.


Ah...
Tatapan mata inipun kosong tak berbentuk.

Bahkan buli nadi Q serasa tak berdenyut.
Pucat pasi menatap selembar mega di atas sana.

Ingin Q ulas senyum sekali lagi.
Tak bisa...
Sepi...
Menyepi...
Dalam diam...
Bisu membeku.
Kelam menghitam.

Mungkin telah sampai batas Q berada di senja ini.
Akan Q tapaki kembali jalan Q.
Berliku penuh simponi.

Gemerlap kunang di mata Q mula merona.
Mengerjap bagai nirwana.
Masih saja kaki Q menapak.
Di bebatuan yg kian menerjal.
& Q...
Akan terus berjalan.
Sampai batas tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar