Damai sabda kasih menyentuh bibir batinku dengan embun pagi.
Didalam keheningan kami berbicara tentang cinta yang hanya dapat diterjemakan oleh jiwa.
Bersamanya aku mengayunkan sinar kecakrawala bertahta biru.
Didalam keheningan kami berbicara tentang cinta yang hanya dapat diterjemakan oleh jiwa.
Bersamanya aku mengayunkan sinar kecakrawala bertahta biru.
Semalam aku bersandar didadanya yang bidang.
Setiap detak jantungnya menyebutkan namaku.
Ciumannya melembutkan nafasku.
Setiap detak jantungnya menyebutkan namaku.
Ciumannya melembutkan nafasku.
Ketika badai kehidupan berhembus dengan kencang.
Kami saling berpelukan dan saling menjamah rasa.
Memanjatkan harapan dengan doa-doa kasih sayang.
Kami saling berpelukan dan saling menjamah rasa.
Memanjatkan harapan dengan doa-doa kasih sayang.
Kami prasastikan cinta dipilar keabadian.
Saling mengukuhkan dengan lingkar sinar yang melingkar dijari manis.
Menyuburkan rahim yang telah diberkati Tuhan dengan keajaiban.
Saling mengukuhkan dengan lingkar sinar yang melingkar dijari manis.
Menyuburkan rahim yang telah diberkati Tuhan dengan keajaiban.
Ketika air mata kami menetes.
Alirannya membuka celah bagi hadirnya kebahagiaan.
Mengalir kedalam samadhi hati kami.
Alirannya membuka celah bagi hadirnya kebahagiaan.
Mengalir kedalam samadhi hati kami.
Cinta memeluk kami didalam kekekalan.
Cinta merubah musim penghujan menjadi musim berbunga.
Cinta menjadikan musim kemarau memandikan cahaya.
Cinta merubah musim penghujan menjadi musim berbunga.
Cinta menjadikan musim kemarau memandikan cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar