Senyap datang
Menyelinap dari daun jendela
Bersikeras mengulang-ulang tanya
Kemana hujan?
Kemana seribu riuh angan?
Tidak sempat ia lihat
Mataku basah karena lelah
Riak isak bahkan tidak kusembunyikan
Sebutir masih jatuh bergulir
Masih tak sempat ia melihat
Kukembangkan pelukan
Ini rupa yg diam-diam kutangisi
Rasakan dan coba mengerti
Lagi-lagi getir mengalir
Tak ada hujan, yg kupunya cuma ratapan
Senyap lalu diam
Menutup jendela perlahan
Tak perlu lagi hujan
Tak bertanya, ia usap basah wajahku
Berdua kami bertahan, menyambut mimpi malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar